Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Buka Paviliun Indonesia COP28

Isu-isu lingkungan hidup kali ini semakin meningkat. Bukan hanya lingkungan tetapi juga hutan yang ada di Indonesia. Krisis lingkungan hidup yang semakin luas di Indonesia dewasa ini, disebabkan antara lain karena perencanaan pembangunan yang biasanya lebih memperhatikan pertumbuhan ekonomi dibanding ekologi. Sehingga sebagai akumulasinya dalam dekade terakhir ini kita seperti menuai bencana lingkungan. Keadaan lingkungan dan hutan di Indonesia dinilai cukup kompleks. Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang luar biasa. Namun, kita harus menghadapi tantangan yang berat terkait deforestasi, kebakaran hutan, dan perubahan iklim.

Perubahan iklim adalah perubahan pola dan intensitas unsur iklim dalam periode waktu yang sangat lama. Bentuk perubahan berkaitan dengan perubahan kebiasaan cuaca atau perubahan persebaran kejadian cuaca. Penyebab utama terjadinya perubahan iklim yaitu pemanasan global. Percepatan pemanasan global merupakan akibat dari meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer bumi yang mengubah peran dari efek rumah kaca. Selain itu, aktivitas manusia juga dapat mengubah ikllim bumi dan saat ini mendorong perubahan iklim melalui pemanasan global.

Perubahan iklim akan berdampak kepada peningkatan tinggi permukaan air laut, meningkatnya jumlah bencana alam, pergeseran rentang geografis, dan kerusakan ekosistem. Dampak perubahan iklim akan dirasakan oleh manusia, hewan, tumbuhan, maupun mikroorgaanisme. Perubahan iklim akan memberi dampak di lautan, daratan, dan di lapisan udara. Oleh karena itu, pernyatan diatas sejalan dengan pembukaan paviliun Indonesia COP28 oleh Siti Nurbaya selaku Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia. Pembukaaan paviliun Indonesia COP28 akan dilaksanakan pada 30 November 2023 pukul 10.30 waktu UEA yang berlokasi di Expo City, Dubai, Uni Emirat Arab. Pada kesempatan itu, Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat yang akan memberikan opening remark.

Pembukaan paviliun Indonesia COP28 ini, tentunya memiliki beberapa manfaat bagi manusia, hewan, dan tumbuhan yang terdapat di bumi. Adapun manfaat yang diperoleh sebagai berikut:

  1. Sebagai Upaya Soft Diplomacy
    Upaya soft diplomacy untuk menyuarakan strategi dan inovasi Indonesia kepada dunia internasional sebagai wujud nyata bersama-sama dalam memimpin aksi iklim. Beberapa strategi yang dapat dilakukan adalah melakukan kerjasama regional dan internasional. Dalam hal ini, Indonesia memimpin upaya kolaboratif dengan negara-negara tetangga dan mitra internasional untuk menghadapi perubahan iklim bersama-sama. Melalui pertukaran pengetahuan, teknologi, dan sumber daya, negara-negara dapat saling mendukung dalam mencapai target pengurangan emisi.
  2. Mempromosikan Program Pengendalian Perubahan Iklim
    Indonesia telah mengadopsi sejumlah program dan kebijakan untuk mengendalikan dan merespons perubahan iklim. Program tersebut adalah moratorium deforestasi, program REDD (Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation), penanaman pohon, energi terbarukan, pengelolaan sampah, transportasi hijau, dan pendidikan iklim.
  3. Membuka Kesempatan Kepada Pihak Manapun
    Membuka kesempatan kepada pihak manapun adalah pendekatan inklusif yang dapat meningkatkan kolaborasi dan partisipasi dalam upaya mengatasi perubahan iklim di Indonesia. Dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk masyarakat, sektor swasta, dan pihak internasional, Indonesia dapat membangun upaya bersama yang lebih efektif dalam menghadapi tantangan perubahan iklim.

    Perubahan iklim dan kondisi lingkungan di Indonesia memberikan beberapa pelajaran yang dapat diambil untuk meningkatkan respons dan keberlanjutan. Beberapa pelajaran tersebut adalah perlunya konservasi hutan, adaptasi dengan perubahan iklim, pentingnya energi terbarukan, keterlibatan masyarakat, kolaborasi antar sektor, belajar memahami lingkungan, dan perlunya dukungan internasional. Mengambil pelajaran dari pengalaman perubahan iklim dan lingkungan di Indonesia dapat membantu membentuk kebijakan dan tindakan yang lebih efektif dalam menjaga keberlanjutan dan ketahanan negara terhadap tantangan masa depan.

Sumber Berita : CNBC Indonesia